Wednesday 24 July 2013

1 Litre Of Tears Quote [Comic]

Siapa yang tidak tau Ichi Ritoru no Namida atau yang biasa dikenal dengan judul 1 Litre Of Tears ? Drama yang mengangkat kisah nyata ini begitu populer bahkan sampai sekarang. Kisah yang dibuKukan dalam bentuk komik dan drama ini pernah sekali diadaptasi oleh Indonesia dalam sinetron Buku Harian Naila.
Kata-kata dalam kisah ini begitu menginspirasi para penderita penyakit yang sulit disembuhkan. Bahkan bisa menghidupkan semangat mereka yang telah hilang ditelan rasa sakit. Dari kisah ini kita juga bisa sedikit memahami bagaimana rasanya menjadi dia yang serba tak bisa melakukan sesuatu hingga akhirnya tak bisa melakukan segalanya.

Quote ini aku ambil dari komik One Litre of Tears,



Apa yang harus kulakukan untuk mencegah jatuhnya air mataku ini tanpa sepengetahuan siapapun?
Dengan menuliskan segala yang kupikirkan setiap hari ke dalam kata-kata yang keluar begitu saja, ada hal yang mulai terlihat, aku mulai memikirkan berbagai hal lebih dari sebelumnya
Katanya "Pena lebih tajam dari pedang"
Jelas bahwa kata-kata bagaikan pisau
Bagaimanapun kecil dan pendeknya dapat memotong dengan dalam
Dan sampai kapanpun akan menyayatkan luka yang dalam

Jangan menangis, penakut.
Saat sulit adalah saat manusia tumbuh menjadi dewasa

Di manakah gerangan kebahagiaan?
Apakah gerangan kebahagiaan?
Aku merasakan ketidakstabilan dan kelemahan tubuhku dalam tiap langkahku
Aku tidak dapat melakukan apa yang dilakukan orang  lain
Yang kurasakan hanya rasa terhina dan kesengsaraan
Apakah perasaan ini baru dapat dirasakan dan dipahami setelah merasakannya sendiri?
Apakah  mereka tidak dapat menempatkan diri mereka di posisiku dan membayangkannya?
Aku juga baru memahaminya setelah menjadi seperti ini
Aku ingin mempunyai hati yang luas…seluas langit biru
Aku tidak merasa dendam pada kata-kata temanku yang lugu, namun tak perperasaan
Aku ingin menjadi manusia yang menerima dan memaafkan banyak hal dengan hati lapang


Mata yang penuh rasa ingin tahu pasti akan berfokus pada gerakanku yang kaku
Aku jadi merasa khawatir dan takut
Berikan aku kekuatan untuk dapat melalui segala rintangan
Berikan aku keberanian untuk bertahan
Mungkin kata-kata yang orang lain katakana tak lebih dari kata-kata yang keluar dari mulutnya tanpa maksud apapun,
Namun begitu cukup untuk menghancurkan semangatku hingga berkeping-keping
Lebih dari sekedar tangan dan kaki yang tidak mengikuti apa kemauanku ini
Dengan begitu mudahnya menghancurkan harapanku

Kuatkan dirimu.
Lebih kuatkan dirimu.
Meskipun aku menerima bahwa aku adalah penyandang cacat, lalu nerapa banyak keluh kesah yang diperlukan?
Berapa banyak air mata yang diperlukan?

Orang yang mengelilingiku dari jauh seperti jijik untuk menyentuh sebuah bisul
Mereka memandangku sebagai orang cacat
Tidak menganggapku sebagai bagian dari mereka
Berpenampilan trendi, atau jatuh cinta pada seorang cowok
Itu adalah hal yang wajar bagi gadis seumurku
Tapi bagiku, bagai punguk merindukan bulan
Yang tersisa dalam diriku hanyalah semangatku dalam belajar
Dan bila hal itu diambil dariku, apa lagi yang akan tersisa?
Obat hatilah yang membuatku lupa akan tubuhku yang cacat ini
Meski hanya untuk sementara
Aku selalu mengingatkan diriku untuk memiliki hati yang kuat
Kekuatan yang diperlukan hati ini bukanlah kekuatan baja
Melainkan kekuatan hati

Kekecewaan dan kesedihan karena tidak dapat melakukan sesuatu juga ditangisi saja
Meskipun pahit, pahami dengan baik diri yang sekarang
Pikirkan hall-hal yang baik, yang bias dilakukan untuk mengisi kehidupan selanjutnya
Jalani hidup di depanmu

Saturday 6 July 2013

Selamat Ulang Tahun

Bulan apa sekarang? Ah iya, sekarang bulan Juli. Lima bulan lagi aku kembali mengucapkannya. Mengucapkan kata-kata yang tak mungkin kau dengar selama 3 tahun ini. Terdengar bodoh memang, terus melakukan sesuatu yang jelas sia-sia. Tapi aku suka. Menyenangkan sekali mengucapkannya. Senang karena aku harus menjaga perasaanku sendiri. Senang karena dirimu memiliki seorang pengagum. Ah bukan, aku lebih terdengar seperti penguntit yang sudah terobsesi akan dirimu ketimbang seorang pengagum. Sekarang aku tidak terlalu tau bagaimana kabarmu, aku yakin kamu pasti bahagia disana. Meski sebelumnya kamu terlihat buruk. Sangat buruk, sampai-sampai kematianmu sempat terbayang di pikiranku. Bagaimana pikiran seburuk itu tidak muncul kalau kamu katakan hal seburuk dan sesial itu terjadi padamu. Melihatmu kesakitan dan begitu putus asa bukan hal yang aku inginkan. Tapi nyatanya aku melihatnya, melihat dirimu yang begitu lemah. Aku tidak terlalu suka mengucapkan Selamat Ulang Tahun diikuti kata “semoga panjang umur”. Karena usia seseorang sudah ditentukan. Tapi hari itu berbeda. Aku mengucapkannya, karena aku rasa kamu butuh itu. Dan aku menginginkan itu, kamu berumur panjang.  
Bagaimana kabarmu? Apakah air matamu sudah mengering? Sudahkah ia melihatmu, perempuan yang kamu kejar waktu itu? Aku tau kamu tidak mendengar pertanyaanku, tapi kuharap semua jawabannya adalah iya. Agar aku bisa kembali mengucapkan kata-kata itu tiap akhir tahun dengan bahagia. Selamat Ulang Tahun :)