Friday 5 December 2014

Bukankah Kebetulan Adalah Takdir Terindah?

Seperti kupu-kupu yang hinggap pada bunga berwarna kuning itu,  apa itu sebuah kebetulan, atau si kupu-kupu berpikir ratusan kali untuk memilih bunga yang akan ia jadikan teman jalani hidupnya kala itu.  Bukankah indah kalau pilihanmya merupakan takdir?
Seperti Titan yang mengelilingi Planet Saturnus,  apakah sebuah kebetulan kalau mereka bisa hidup berdampingan sepanjang masa sampai detik ini? Bukankah mereka pasangan yang ditakdirkan dengan begitu indah?
Seperti lautan yang seberapapun luasnya,  ada saat dimana tiap deburannya sampai di suatu tempat. Kebetulankah saat mereka berlabuh di pantai, menerjang tebing, atau bahkan membeku di ujung bumi yang tak sering kita saksikan?  Bukankah pertemuan mereka bisa kita sebut takdir yang indah?
Seperti alunan musik pada seruling. Apa musik yang terbentuk merupakan sebuah kebetulan? Bukankah ada banyak hal rumit yang terjadi di dalamnya yang bukan sekedar kebetulan. Takdir yang indah antara udara dan kayu berlubang itu. Indah bukan?
Seperti itu juga denganku. Tak sadar akan kebetulan apa yang akan terjadi padaku dan dirimu, aku harap itu takdir yang indah. Bukankah kebetulan adalah takdir terindah?

Monday 10 November 2014

Hanya ingin menulis. Itu saja.

I dont know.
Haruskah aku menyesal, atau malah bersyukur.
Terima kasih karena sudah selalu mengingatkan.
Maaf karena selalu meremehkan.
Iya, ini salahku.
Benar.
Memang benar kalau aku selalu salah.
Di manapun juga begitu.
Satu-satunya waktu dimana aku benar adalah saat aku tak melakukan apa-apa.
Itulah yang terjadi.
Yang terjadi seandainya aku ada.
Yang bisa dihindari seandainya aku tak ada.
Dan seharrusnya aku tak ada.
Ya.
Lebih baik begitu.
Itulah kenapa tiap orang merasa kesepian,  tiap kali ia sadar tak diinginkan.
Tak usah mengasihani.
Saat paling menyebalkan adalah saat orang lain mengasihani dirimu bukan?

Maaf kalau terlalu berlebihan. Hanya ingin sedikit menulis. Itu saja.

Monday 29 September 2014

Lucu (?)

1. Ya lucu ae..

2. Lebih lucu lagi kamu yang mengatakannya

Sunday 28 September 2014

To you Dad

Beberapa hari yang lalu seorang teman menyatakan simpatinya padaku betapa malang nasib temanku yang lain karena begitu merindukan ayahnya yang belum lama ini meninggalkan dunia. Lalu temanku bertanya apa aku juga begitu dulu,  saat hal yang sama terjadi padaku. Saat itu aku sadar kalau aku tak begitu merasakan duka yang dalam dulu saat ayah pergi. Yang kuingat, aku tak langsung menangis saat pulang ke rumah. Tak tau apa yang merasuki pikiranku aku hanya melewati kamar ayahku dan berjalan ke belakang untuk ambil air wudhu karena kebetulan belum melaksanakan sholat ashar. Selesai sholat ashar barulah aku menangis di kamarku. Orang normal mungkin langsung menangis setibanya di rumah yang penuh dengan orang yang berduka. Mungkin karena diriku termasuk orang yang terlalu dingin, terlebih untuk menangis di depan banyak orang. Mungkin juga karena aku sudah berduka, jauh sebelum hari itu tiba. Itu juga yang kukatakan pada temanku yang bertanya tadi, "karena aku termasuk orang yang berduka jauh sebelum hal tak terduga terjadi".
Apa yang aku pikirkan saat itu, yang aku lakukan saat itu, apa yang akan terjadi setelah itu, aku sudah lupa.
Pertanyaan sesingkat itu membuat ingatan akan masa masa itu kembali terulang di pikiran. Ya. Aku rindu ayah, sangat rindu malah. Entah saat itu, kemarin, sekarang, besok,  dan kujamin sampai kapan pun. Tak terbayangkan kalau pernikahanku suatu hari nanti tak akan pernah dihadiri olehnya, tak disaksikannya. Sangat disayangkan.
Bukan karena aku orang yang dingin lalu aku menuliskan semua ini tanpa perasaan. Tidak. Tidak sama sekali. Aku menangis menuliskan semua ini.

Dan malam ini aku rindu sejadi-jadinya, padamu, ayah. Rindu ingin bertemu.

Siapa yang membuatku seperti ini kalau bukan dirimu.
Siapa yang ajarkan aku bermain kalau bukan dirimu.
Menuntunku menjadi pribadi yang kuat seperti ini.
Masih ingat dulu saat kita bermain kartu bersama.. sampai aku mahir memainkan kartu padahal anak anak lain tak begitu bisa memainkannya

Terima kasih untuk segalanya.. Ya. Segalanya. Karena banyak yang telah ayah berikan dulu, sekarang, maupun nanti.

Jaga dia Ya Allah :)

Tuesday 9 September 2014

Counting Stars

Counting Stars.
Sebuah judul yang rasanya kurang cocok untuk kutulis siang ini. Ya, siang!! Matahari masih terlalu tinggi untuk menghitung bintang.

Girl:   Lalu kenapa kamu buat judul tak masuk akal begitu?

Me:  karena aku sedang bermimpi dan tak ingin bangun dari tidurku.

Girl:  kalau begitu bangunlah, hari masih panjang

me:  aku tak mau. Biarkan aku tidur sampai semua masalahku selesai

girl:  selesai?  Dengan sendirinya?  Kau gila.

Me:  ya.. anggap saja aku benar gila hingga orang malas berurusan denganku hari ini

Girl:  terserah kau sajalah

*dialog aneh siang ini
*diposting saat lagu yang kuputar Wake me up by Ed Sheeran

Wednesday 3 September 2014

Satu...Lima

Seharusnya di saat saat seperti ini inspirasi banyak mengalir. Kalau bukan karena terlalu bahagia ya karena terlalu sedih. Kalau bukan karena banyaknya hal yang dipikirkan, ya karena tak ada lagi hal yang harus dipikirkan. Untukku kali ini,  karena terlalu banyaknya hal yang harus kupikirkan.
Kali ini aku ditemani Long Live milik Taylor Swift,  duduk di antara teman teman magang. Tak jauh berbeda dengan hari - hari sebelumnya. Saat ini pun aku tak tahu harus mnulis apa. Bagaimana kalau tentang yang kupikirkan saja?  Bukan hanya hari ini saja, tapi juga hari - hari kemarin.

Satu
tentang diriku yang masih belum bisa berubah meski nasihat datang dari berbagai arah

Dua
Tentang mereka, temanku, yang tak henti -hentinya disibukkan dengan drama percintaan di hidup mereka

Tiga
Tentang mereka yang lain,  temanku juga, yang kukira belum bisa menerima siapa aku

Empat
Tentang mereka yang lainnya, orang - orang baru di sini, yang kuharap bisa menghargaiku

Lima
Tentangmu, yang belum pernah kutrmui atau malah pernah kutemui (tanpa kuketahui siapa kamu nantinya) , aku masih menunggu

Waktu kukatakan ingin kuakhiri di sini, lagu yang kuputar adalah Coldplay -Viva la Vida.
Terima kasih untuk tiap musik yang mengiringi hari - hariku
See ya ~

Thursday 7 August 2014

Must be Okay

The first, three weeks ago.
'Oh my.. i see you there.I'm okay.'
The second, three weeks ago, different day.
'Why you only talk to her? But I'm okay.'
The third, four hours ago.
'I see it again and again. I'm broken.'

Wednesday 23 July 2014

:)

When you have a pride not to cry,  but deep inside you can't hold it anymore. Try to watch a sad movie so you can cry by blaming the movie. It never break your pride right? It's what I always do. Trust me it works. :D

Tuesday 22 July 2014

The Fault in Our Stars

Sedang sibuk beradu dengan batin sendiri selama beberapa hari ini. Sedikit merasa tertekan akan beberapa hal yang datang silih berganti, meski masalahnya tak jauh berbeda dengan yang dulu. Masih tentang kekurangan diri sendiri. Dan pada akhirnya bisa mengalahkan rasa malas untuk kembali menulis.

The Fault in Our Stars.
Buku luar biasa yang kubaca beberapa minggu yang lalu tapi baru sempat mereview kali ini. Sampai sekarang pun masih belum bisa move on dari novel ini. Novel yang berkisah tentang Hazel Grace Lancaster, seorang pasien kanker yang harus memakai tabung oksigen kemanapun ia pergi. Ia bertemu dan jatuh cinta dengan Augustus Waters yang kehilangan salah satu kakinya karena kanker di Cancer Support Group.
Melihat sedikit sinopsisnya saja sudah bisa diduga kalau novel ini tak akan berakhir dengan 'happily ever after'. Ya!! Ini bukan kisah dengan akhir bahagia karena mereka lahir dengan keadaan yang kurang beruntung. Awalnya waktu kubaca , kukira mereka akan memberi kesan bahwa life is not fair. Tidak. Nyatanya yang kulihat tak begitu. Mereka luar biasa.
Hazel Grace begitu cerdas, as lovely as a day in June sedangkan Augustus atau Gus memiliki energi positif di setiap harinya.
Tau apa yang aku suka dari mereka?
Saat Gus memanggil nama Hazel, ia selalu mengucapkan nama lengkapnya, Hi, Hazel Grace!
Saat mereka memutuskan , maybe 'Okay' will be our 'always'
Saat mereka berdebat tentang An Imperial Affliction ataupun The Price of Dawn
Saat sedih mereka,
Saat Hazel memutuskan untuk tetap di sisi Gus walau ia kembali memerangi kanker
Saat Gus meminta Hazel dan Isaac menuliskan eulogy  agar ia tahu apa yang akan orang terkasihnya katakan di pemakamannya nanti (the most tearjerking scene)
Saat terakhir kali mereka mengatakan 'Okay'
Saat Hazel tau bahwa Gus menuliskan ending cerita An Imperial Affliction untuknya
Saat Hazel membacanya (the second favorite scene)



Gus's letter to Van Houten




What a tearjerking novel..

Happy Reading :)

PS:

Kalau kalian tanya aku menangis atau tidak, jawabnya adalah iya. Tak terhitung berapa banyaknya. Sekarang aku masih mencari Hazel, Gus dan saudara mereka, Cancer yang bisa memberiku ekspresi terbaiknya. Sebuah film yang masih belum kutemukan di sini. Dan masih berharap bisa menemukan versi terjemahan bahasa Indonesianya. See ya :)

Tuesday 24 June 2014

Apa yang Kulihat Hari Ini

Berapa banyak orang yang kamu sakiti hanya karena kamu anak orang kaya ? Berapa banyak yang kamu bodohi hanya karena kamu rasa dirimu lebih pintar dari lainnya? Berapa banyak yang merasa rendah hanya karena ucapanmu yang tinggi itu ?
Berapa banyak orang yang kamu benci hanya karena mereka lebih segalanya darimu? Berapa banyak kamu menghindari orang lain karena sikapmu yang terlampau pemalu itu? Berapa kali harus kukatakan untuk berhenti bersikap menyedihkan seperti itu?
Kita yang hidup tercipta begitu berbeda. Yang satu merasa begitu tinggi, dan satu yang lain merasa begitu rendah. Itu yang kulihat hari ini...

Berhenti di sini

Hey
untuk seorang yang terlihat tenang , kamu cukup pemalu
untuk orang yang pintar, kamu terlihat cukup  bodoh kali ini
untuk orang yang introvert, kamu cukup sering berkata-kata
untuk orang yang bercita-cita tinggi, tidakkah sikapmu terlalu santai?
untuk orang yang ingin menjadi orang baik, kata-katamu cukup menyakitkan
untuk orang yang terlihat tegar, air matamu tak pernah cukup untuk membuktikannya
untuk orang yang tak ingin menghakimi, tulisanmu lebih dari cukup untuk menyatakan sebaliknya

Kalian lihat ? Banyak sekali komentar pendek untuk satu orang saja. Mungkin karena dia sangat peduli. Aku tahu peduli itu baik, tapi terlalu peduli juga tak baik. Karena kepeduliannya, ia sibuk menilai orang lain. Penilaian yang entah membangun atau menjatuhkan hingga seseorang memutuskan untuk berpikir keras.  Terlalu kerasnya orang itu berpikir sampai tak ada hal yang berani ia lakukan. Karena takut orang lain akan menilai buruk sikapnya.
Diam-diam aku juga begitu. Aku juga menghakimi orang lain. Menulis tentang diri sendiri memang mudah, tapi jauh lebih mudah untuk menghakimi sikap orang lain. Percayalah padaku kalau kukatakan aku bukan orang baik, agar kalian tak menyesal nantinya.

Melegakan bisa menulis di sini karena tak banyak yang akan baca tulisan ini. Aku terlalu malas untuk berbagi dengan orang lain. Ujungnya pasti tentang diriku yang beginilah, yang begitulah. Tidak semua hal harus diketahui banyak orang kan? Kalau kubilang tak semua hal bisa dinilai, beberapa orang pasti tak setuju. Tidak apa-apa, kalimat itu kugunakan hanya untuk membela diri, sekedar cari alasan untuk tak menerima penilaian orang lain. Doakan aku bisa berhenti menghakimi orang lain, di sini. 




Thursday 29 May 2014

Remember When...



Remember when I’m all alone
Hari itu tak berbeda dengan hari-hari biasanya. Itu artinya aku tetap berdiri sendiri di sini. Bukannya berharap ada yang menyapaku, hanya saja aku kesepian. Aku ingat sebuah sapaan siang itu. Coba ebak siapa? Jawabnya hanya angin dan daun-daun yang tanpa sengaja berhembus sejengkal dari kelopak mataku. Tapi melegakan karena ada yang menyadari keberadaanku disini. 

Remember when it starts raining
Aaahh hujan selalu membawa kenangan tersendiri, benar kan ? Entah kenangan baik atau buruk, selalu saja orang mengingat sesuatu saat hujan. Aku tidak ingat kalau aku masih sendiri. Meski mengatakannya malah menyadarkanku kalau itulah yang sebenarnya kupikirkan.
Aku ingat masa kecilku, itu saja.



Remember when I fall             
Entah yang keberapa kalinya ini aku terjatuh. Yang bisa kulakukan adalah berdiri lagi dan semua akan baik-baik saja. Ya. Semua akan baik-baik saja. Kan??

Remember when you come I see you
Bukannya berharap akan jadi romantis, tapi hari itu memang hujan. Di sini, aku duduk di bawah pohon rindang, sendiri.  Di sana, kamu berdiri, dengan beberapa temanmu. Aku sadar kalau ternyata tawamu indah. Lalu mata kita bertemu. Dan bodohnya, aku buang jauh-jauh pandanganku ke sudut lain.

I don’t  remember being that stupid.

Tuesday 22 April 2014

Beberapa Hal..

beberapa hal bisa buatku tersenyum
saat merasakan hangatnya keluarga
saat merindukan tawa teman-temanku
saat melakukan hal-hal menyenangkan, dan
saat menyaksikan candaanmu

beberapa hal bisa buatku termenung
saat memikirkan hidupku yang tak ada likunya ini
saat merasakan kesendirian meski di tengah kebahagiaan
saat mencari inspirasi, dan
saat memikirkanmu

beberapa hal bisa buatku marah
saat tak mampu menerima kesalahanku maupun memaafkannya
saat diabaikan meski akhirnya aku tetap diam
saat merasa kesal, dan
saat melihatmu tanpa bisa menyapamu

beberapa hal bisa buatku menangis
saat menonton film romantis dengan akhir yang mengharukan
saat merasa kesepian
saat melihatmu padahal aku mati-matian berusaha melupakanmu

Kamu lihat?
Dari semua hal, kamulah sebagian besar penyebabnya. 

sekarang ...
beberapa hal bisa buat hatiku begitu sakit 
melihatmu, hanya dengan melihatmu saja sudah bisa membuat hatiku sakit
terlebih kamu slalu ada disitu, di depan mataku setiap kali aku membuka mata
tak berdarah, tapi kenapa sakit rasanya

Sekali lagi ini bukan salahmu.
Bukan.
Aku hanya perlu mencoba lagi, iya kan?
Mencoba untuk bisa menghilangkan satu macam rasa ini
Tak perlulah aku jelaskan rasa macam apa 
Tapi aku masih terus mencoba kok
Doakan saja aku bisa, bisa melupakanmu. 
Ah iya salah, yang benar bisa memaafkan kesalahanku dulu karena telah mengenalmu


 

Tuesday 25 March 2014

Saturday 15 March 2014

Rahasianya

Untuk bisa menjaganya selama ini, terima kasih.
Untuk tak pernah mengeluhkannya pada orang lain, terima kasih.
Untuk tetap bertahan diam seperti ini, terima kasih.
Untuk menguatkan hati atas semua ini, terima kasih.
Untuk tetap mengenang mereka semua, terima kasih.
Untuk tetap mengingat ia yang satu, terima kasih.
Untuk tak menyalahkan air mata yang jatuh atau bahkan membiarkannya jatuh, terima kasih
Untuk selalu menemaninya saat terjatuh dan bangkit kembali, terima kasih.
Untuk mendengarkan tiap caciannya pada dirinya sendiri, terima kasih.
Untuk yang tak pernah pergi meninggalkannya, terima kasih

Untukmu, yang tak peduli seorang seperti apa dirinya,
yang tak peduli betapa lemahnya dia,
yang tak peduli betapa bodohnya dia,
yang tak peduli betapa menyebalkannya dia,
yang tak peduli betapa liciknya dia,terima kasih
dan,
Untuk segala yang ia lakukan, maaf

Wednesday 5 March 2014

Waktu...

Bukan saat yang baik bagimu
Bukan waktu yang tepat untukmu tersenyum bahagia
Bukan kamu yang salah meski hatimu berkata lain
Bukan hal  yang salah kalau memilih diam.. di tempat yang aman
Bukannya kamu harus berubah, hanya saja dunia tidak akan berubah untukmu
Bukan hal besar bagimu mungkin ,tapi hatimu berkata hal lain padaku
Sekarang saja..
Untung saat ini saja, biarkan dunia menelanku
Membuatku tak terlihat oleh orang lain
Kali ini saja...
kumohon...
Maaf..
Dan juga,
Terima kasih...

Wednesday 26 February 2014

Tak bisakah Dua menjadi Satu?

Karena orang yang memikirkan dirinya sendiri lebih banyak ketimbang yang memikirkan sejuta umat
Karena orang yang melukai diri sendiri lebih banyak ketimbang yang membantu orang lain
Karena orang yang menyayangi dirinya sendiri lebih banyak ketimbang yang menyayangi keluarganya
Karena orang yang rela lari lebih banyak ketimbang yang rela berkorban
Karena orang yang menangis karena patah hati lebih banyak ketimbang yang menangis karena hal lain
Karena orang yang  saling iri dan benci lebih banyak ketimbang yang saling dukung dan sayang
Karena orang yang bahgaia karena uang lebih banyak ketimbang yang bahagia karena kasih sayang
Karena orang yang terluka karena 'kata-kata' lebih banyak ketimbang yang terbuai olehnya
Karena orang yang mudah salah paham lebih banyak ketimbang yang mau memahami
Karena orang yang menyesal lebih banyak ketimbang yang puas
Karena dunia itu sempit, atau karena dunia itu luas,
rumit, atau sederhana
singkat, atau panjang
tidak bisakah kita hidup dalam satu warna? warna yang indah saja, warna yang tidak membuat orang takut menatap hal yang mereka anggap sebuah 'kesalahan', 'penyesalan, 'ketidakadilan'.

Friday 31 January 2014

Yang Dulu Yang Sekarang

Dulu.. aku mana tau namanya membela diri
Sekarang .. aku cukup bisa membela diri atau memilih bersikap acuh
Dulu .. mana bisa aku menolong yang lain, menolong diri sendiri saja tak mampu
Sekarang .. saat aku mampu, aku berusaha membantu, meski aku tetap merasa seperti orang jahat
Dulu .. mana paham aku tentang orang lain
Sekarang.. banyak hal membuka mataku
Dulu.. aku sedikit berkata kata
Sekarang.. kata-kataku melukai orang lain
Dulu .. aku punya mimpi
Sekarang .. mimpiku telah pergi
Dulu .. dia ada
Sekarang.. dia sudah tak ada
Dulu .. aku tak begitu peduli
Sekarang .. aku rindu.. ayah..

Sunday 19 January 2014

Kali ini yang terakhir untuk Si desember

Nah. Seharusnya aku menulis ini tahun lalu, desember, tanggal 20 tepatnya. Bukan seharusnya tapi yang benar lebih baik. Tapi hari itu, hari kemarin, dan akhir-akhir ini aku  tak menyempatkan diri untuk sempat. Sempat ingin menulis, tapi tak ada yang terucap. Saat aku tak lagi memegang pena, semuanya terlintas. Seolah-olah aku tak boleh mengungkapkannya dalam tulisan. Yaa, memang aku berharap ini yang terakhir. Karena sebelumnya aku bilang, kalau kamu jawab semua pertanyaanku dengan 'iya', aku akan mengatakannya dengan bahagia. sayangnya pertanyaan itu tak pernah kamu dengar, dan mungkin selamanya tak akan pernah kamu tau. Meski begitu aku tetap berdoa untukmu, untuk semua pertanyaanku padamu. Goodbye. Selamat Ulang Tahun , R.

I'm spelled by this beautifull flower today, so beautiful that I want to present this for you.
this flower  means that I depend on you
Wisteria :D