Saturday 28 July 2018

[Question Diary] What makes you immediately dislike a person?

It's been a year since I wrote the last answer of Question Diary. Padahal aku sudah berjanji akan lebih rajin menulis. Nyatanya tidak semua rencana berjalan seperti yang aku inginkan.

Mungkin sedikit saja aku ceritakan kabarku setahun ini.

Semuanya membaik. Semua yang kukhawatirkan sudah membaik. Mungkin tidak seluruh keresahan hilang. Tapi 'membaik' adalah kata yang cukup bagus untuk sebuah kabar kan? Aku harap begitu.

Dan kali ini aku akan menjawab pertanyaan dari Question Diary yang kedua. Seharusnya aku sudah menjawabnya sejak dulu. Rencana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini setiap hari gagal dengan jarak yang cukup jauh antara tulisan perdana dan pertanyaan keduaku. Tapi tidak apa-apa, yang terpenting adalah aku mau memulainya lagi.

What makes you immediately dislike a person?

Sejujurnya aku tidak benar-benar pernah membenci seseorang. Tapi seandainya aku benar harus menjawab pertanyaan itu, mungkin jawabanku adalah saat seseorang yang harus kubenci itu menyakiti keluargaku dengan sangat kejam. 

Alhamdulillah hal seperti ini tidak pernah terjadi. Sekalipun pernah terjadi, hal yang sudah terlanjur terjadi itu tidak bisa kukembangkan sampai menjadi-jadi dan berubah menjadi dendam. 

Dan aku harap hal yang buruk tidak terjadi sampai aku harus membenci seseorang.

Tapi kata 'dislike' mungkin lebih ke arah tidak menyukai saja menurutku, bukan benci. 

Kalau soal tidak menyukai pastilah aku pernah merasakannya. Aku berusaha menjadi orang yang lebih baik bukan berarti aku tak pernah tidak menyukai seseorang. Tapi semakin aku memikirkan siapa orang yang aku tidak sukai, semakin aku tidak menemukan jawabannya. Rasa tidak suka mungkin muncul sesaat saja, lalu hilang begitu hal lain terjadi. 

Dulu saat aku tidak menyukai seseorang, semua yang ia lakukan tampak buruk atau berlebihan di mataku. Tidak adil memang, apalagi kalau orang yang tidak kusukai tidak terlalu kukenal. Aku hanya menilainya sepihak, sepintas, tanpa tahu bagaimana sifat mereka yang sebenarnya. 

Lalu suatu hari aku menyadarinya. Aku menilai seseorang sedikit buruk, melihat kelebihan yang ia punya sebagai sesuatu yang tak pantas untuk ia manfaatkan. Lama setelah berpikiran seperti itu, ternyata Yang Maha Kuasa membuktikan kalau dia tak seburuk itu. Masih ada sisi baik yang ia tunjukkan kepadaku saat aku mulai mengenalnya. Dan kejadian sperti ini tak datang sekali. Dan hal ini membuatku sadar . . .

Bahwa tak selamanya orang yang buruk di matamu memang nyata buruk. Mungkin memang saat itu aku tidak berusaha melihat sisinya yang lain. 

Sejak saat itu, saat seseorang terlihat buruk di mataku aku berusaha mencari seribu alasan tentang mengapa sikapnya seperti itu. Aku tahu ini tidak mudah. Aku cuma berusaha tanpa tahu seberapa lapang dadaku sendiri. Kalau memang suatu saat aku tidak bisa mencari alasan itu, mungkin hatiku lagi lelah-lelahnya. 

Doakan saja semoga rencana hatiku bisa berjalan dengan baik dan tidak berakibat buruk bagi kesehatanku.


🎼 Mabataki - Back Number