Monday 9 November 2015

Konspirasi Katanya

Akhir-akhir ini GP mania lagi setia-setianya mengikuti perkembangan race di tiap musim , tapi juga banyak GP mania dadakan nangkring di Timeline BBM maupun facebookku khusus untuk race terakhir musim ini. Bagus memang kalau orang mulai menyukai tontonan baru di luar ritme mereka biasanya. Apalagi saat Moto GP lagi asik-asiknya di akhir musim ini. 'Katanya', kata mereka yang posting disana sini lagi ada konspirasi di musim ini, secara singkatnya si Marc Marquez yang notabene berasal dari Italy lagi giat bantuin Lorenzo buat jegal Rossi. Gosip ini membuat Marquez turun pamor, dicaci sana sini. When in reality, they never know what's the real reason for his act. Karena orang percaya pada rumor. Dan saat satu orang menyatakan opininya , orang lain yang membaca akan melihatnya sebagai fakta. Dan yang mereka pikir fakta itu terus menyebar sebagai hot topic, as a way to prove you're cool enough to know these new issue and then you choose to support the good one in media's view. Sungguh luar biasa kekuatan media.
Saat saya tuliskan ini mungkin aku terlihat sebagai pendukung Marquez dan menentang pendukung Rossi. Bukan. Saya bukan pendukung keduanya. Saya cuma mengagumi skill kedua bintang itu. Nonton pun jarang, cuma dengar kabar sana sini. Jadi apa yang saya tulis disini anggap saja kesoktahuan saya.

Banyak skenario yang bisa kita bayangkan tentang alasan Marquez melakukan kecurangan yang terjadi (kalau itu memang yang terjadi). Dan tidak semua skenario sesimpel yang kita bayangkan seperti karena Marquez dan Lorenso berasal dari kota yang sama. Bisa saja ini yang terjadi : Marquez diancam oleh suatu pihak agar ia bersedi membantu Lorenso meraih gelar juara. Tapi sayangnya kita tidak tahu, mana alasan yang benar. Mungkin lebih kompleks dari sekedar membela tanah air. Kita tidak tahu benar apa yang ada di pikiran Marquez, Puaskah? Menyesalkah? 

Jadi ingat kata-kata admin @swsadness di instagram.
Sometimes people do things without even knowing or realizing. It's up to you to hear their side of the story. I hope you do. It's a shame to lose a friend (in this case, an idol) over a mistake. Nobody can be the ideal friend all the time. People make mistakes, and many without knowing. I know people say actions matter, but intentions matter even more. And intentions make a human being, while an action is merely an extentions. Most times our actions, head and heart dont match. So you see, it's tough being here on Earth, especially when you have the heart of a human and the needs of an animal. But what someone hopes to do with their heart and your heart, that is sacred. I believe more people should love other exhaustedly. It doesn't break you. It makes you hopeful.

That short speech gives you enough reason not to hate or pointed out your finger at Marquez ,as the world knows as the bad guy here. Cause we never know what's on his mind.

Thursday 5 November 2015

Tacenda

Aku benar benar ingin menceritakan kisah ini. Kisah yang selalu kutertawakan saat teman teman bertanya padaku apa aku pernah mengalaminya. Kisah yang aku pikir tak akan pernah terjadi padaku. Tapi ternyata takdir berkata lain. Takdir selalu memberikan kebetulan yang aku agung agungkan.

Dia, yang pernah kutulis disini tak hanya sekali,
yang pernah kupuji disini ,
yang slalu bersikap hangat pada siapapun ,
yang suaranya saja baru pernah kudengar setelah 5 tahun mengenalnya, bertemu pun karena kebetulan yang tak terduga meski tak pernah saling menyapa,
yang membuatku merasa semangat untuk mempelajari sesuatu dulu ,
yang masih ada DI SINI sampai beberapa bulan yang lalu,
Yang tak pernah tau akan perasaan macam apa  yang ia tanam padaku,
Yang slalu kulihat pertama setiap kubuka akun jejaring sosialku

Dia,
Ternyata juga dituliskan oleh orang yang kukenal sebagai orang yang dikasihi.

Banyak yang ingin kutulis. Apa yang terjadi lebih dalam dari ini. Hanya saja aku tak pernah bisa menuliskan perasaanku dengan begitu dalam. Aku ingin menulis tentang sakitnya, tentang siapa dia, dan siapa orang yang kukenal itu. Tentang apa yang sebenarnya terjadi. Tapi begini lebih baik , biar aku saja yang tau . Toh ini sudah lama terjadi dan aku baik-baik saja sejak saat itu. Tak lagi mencemaskan bagaimana kabarmu karena aku sudah tak lagi peduli. Sebagian karena tak ada harapan, tapi sebagian besar karena apa yang terjadi pada orang yang kukenal. Orang yang kukenal itu lebih berharga darinya. Sudah tidak ada rasa sakit kok. Perasaan yang kujaga lima tahun lebih pun aku relakan pergi. Tidak terasa berat kalau sudah tau jawabannya akan seperti apa meski bukan aku sendiri yang mencari jawabannya.  Mulai hari itu aku benar baik baik saja. Kadang takdir memang memberikan kejutan sesuai dengan yang kamu bayangkan , tapi hal ini lebih dari yang aku bayangkan. Tidak apa, dengan begini hidupku tak terlalu datar. Kisah klise yang kebetulan terjadi pada kami ini juga bagian dari takdir. Bukankah aku pernah menulis bahwa kebetulan adalah takdir yang indah?? Tak perlu banyak yang tahu , like Tacenda.

NB: Tacenda : things better left unsaid.

Colder

Ternyata aku lebih dingin dari yang kukira. Dulu kalau berangan-angan atau sekedar mengarang cerita, aku selalu jadi orang baik. Tapi sekarang aku sudah tak pantas dapatkan peran seperti itu, terlalu muluk kalau untuk orang sepertiku. Jadi orang jahat yang selalu iri, terlalu cuek, ketus, atau apapun yang kelam mungkin lebih cocok buatku. Bukannya sok jadi orang yang tough, cool, atau misterius. Hanya saja aku merasa tak punya sikap baik. Aku tak akan bertanya pada orang lain karna toh nanti akhirnya mereka akan menghiburku dengan mengatakan hal hal baik. 
Di dunia ini, sulit sekali jujur. Terlebih lagi untuk jujur tentang perasaanku sendiri. Berbohong lebih mudah dilakukan meski seseorang mengingatkanku bahwa satu kebohongan akan berujung pada kebohongan berantai. Tapi mau bagaimana lagi. Aku orangnya malas. Malas bercerita tentang diriku. Tak ada yang istimewa tentangku. Kalau dirangkai jadi sebuah cerita, kalian akan bosan. So, here I am, menjaga kisahku seorang diri. 

Friday 9 October 2015

Sama

Kami terlahir dengan begitu mirip.
Sempat terpikir bagaimana kalau  kami mencintai orang yang sama.
Mengejutkannya, hal itu benar terjadi.

Beberapa bulan telah berlalu sejak hal itu terjadi.

Wednesday 9 September 2015

Haunted

Malam itu, tujuh tahun yang lalu, saat diri ini sibuk memikirkan diri sendiri,  ada satu kalimat yang selalu kuingat. "Di dunia ini hanya ada dua manusia, manusia yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan" . Ini kata - kata yang dikatakan oleh seorang guru pada muridnya (Ibu Tohru Honda) di komik Fruit Basket. Dan seketika itu juga aku berpikir, aku ada di golongan yang mana?  Pikiran aneh mulai muncul, bagaimana kalau sebenarnya aku ada di golongan yang kedua? Hanya karena ibu Tohru seorang preman lalu ia termasuk golongan kedua? Sejak saat itu aku membenci kalimat itu,  bahwa ada manusia yang dibutuhkan dan yang tidak. Karena aku takut,  kalau sebenarnya bagi orang lain aku tidak dibutuhkan.
Saat SMA, salah seorang guruku mengatakan hal yang sama dengan guru yang kusebut tadi.  Dia bilang kalian termasuk yang mana? Sejak saat itu aku tak lagi percaya kata-katanya. Sejak saat itu pula aku mencari cari alasan agar aku tak termasuk golongan kedua. Karena sekalipun seseorang pernah berbuat salah bukan berarti ia tidak dibutuhkan. Karena kalau tidak pernah sekali saja melakukan kesalahan, aku mungkin takkan ada disini, menuliskan semua yang pernah kutulis.

Thursday 3 September 2015

Stay Gold, Stay Strong

How can I love someone I've never touched
You lived under the water but I love you so much
You've never been on land and you've never seen the sky
You don't know what a cloud is why did everything I loved have to die?
They all wanted to see you be as big as you could be
But I couldn't let that be
Thought keeping you small meant keeping you safe
If I could do it again I'd release you to sea
Cause I can't bear to see something so wild just die in a tank
And Pablow the Blowfish I miss you so much
And Pablow the Blowfish I miss you so bad
On Saturday night we all went out to eat
But I can never decide so someone chose sushi
I got soup and I ordered rice
But watching my friends eat my friend ruined my appetite
Oh Pablow the Blowfish if they only knew
you like I do they'd love you too
And Pablow the Blowfish I miss you so bad
I won't forget even one second we had
Cause you might be gone but you could never be dead
I heard of a seahorse named Sadie
I heard that she was quite the lady
Maybe you'll find her and you could make babies
That would be kind of crazy
If Pablow the Blowfish found love deep in the sea
Then that would mean
Pablow the Blowfish was better off than here with me
Pablow the Blowfish I miss you so bad

Sudah lama sejak terakhir kali kita berjumpa disini. Tepatnya di angka delapan kalender bulan lalu kita bertemu disini dengan enggan aku menuliskan yang ingin kutulis disini. Banyak hal yang ingin kuceritakan. Tapi tak semuanya bisa kutulis disini.

Kalian lihat lirik di atas?  Ada beberapa nama di dalamnya. Ya. Namanya Pablow. Seekor blowfish milik penyanyi terkenal Miley Cyrus.  I'm not her biggest fans, apalagi fans dari the 'New' Miley. Tingkahnya yang sekarang jauh dari karakter seorang Hannah Montana yang dulu kita kenal. Tapi setelah melihat dia menyanyikan lagu dengan lirik di atas aku berubah pikiran. Seorang Miley menangis hanya karena seekor ikan? It's unbelieveable. A woman as strong as strong as her, who always curse at any chance she got,  who always bold at anyone. She's not even crying in front of camera when she broke her engangement. And she make me cry while seeing her singing this song. I'm not even a pet lovers.

Dan setelah melihat ini semua akhirnya bisa kutuliskan tentang semua yang ingin kusampaikan.
Bahwa yeah ang selalu kita lihat merupakan sebagian dari apa yang sebenarnya terjadi.
Bahwa karang yang keras sekalipun tak selamanya kuat saat dihantam ombak.
Bahwa seseorang cenderung mempertahankan apa yang orang lain katakan tentang seseorang tersebut. Saat beberapa orang mengatakan dirinya adalah seorang yang kurang baik,  ia hanya bisa menjalani hidup untuk mewujudkan ekspetasi orang lain,  meski ia tak ingin.
Bahwa tak semua orang bisa melawan dirinya sendiri.
Bahwa saat orang mengecapmu sebagai orang yang buruk,  kamu merasa orang akan kecewa saat kamu bertingkah sebaliknya.
Bahwa tidak semua orang bisa bangkit dengan begitu cepat.
Bahwa tak semua orang bisa jujur,  bertingkah malu saat ia malu. Bertingkah bahagia saat ia bahagia. Karena bisa jadi,  mereka marah karena malu,  mereka sedih karena bahagia, mereka sedih karena mereka takut.
Karena bisa jadi,  saat Miley menangis,  ada banyak hal rumit di kepalanya,  di hatinya,  bukan hanya karena kehilangan Pablow,  bukan hanya kehilangan orang yang tersayang. Mungkin lebih dari itu kita tak pernah tau.

Begitu pula denganku.

I'm seeing the old miley here. And I'm never gonna see her like I used to see.

Monday 8 June 2015

Sorry?

Saat berjanji bahwa aku ingin menjaga kenangan, tak pernah kusangka akan teringkari. Janji bahwa tak akan pernah menghapus kenangan di laman ini. Maaf harus menyembunyikan memori waktu itu, entah sampai kapan. Mungkin sampai suasana tenang, atau mungkin selamanya..
Aku benci melakukan ini..

Sunday 8 March 2015

Not Exactly Rainbow

Saat kamu katakan kamu seperti warna  ungu, aku tau maksudmu adalah misterius
Saat kamu katakan aku seperti warna biru, aku tau maksudmu bukan ketenangan yang kamu lihat, tapi kesedihan kan ?
Saat kamu katakan kamu seperti warna kuning, aku tau maksudmu, kamu yang selalu bahagia.
Saat kamu katakan aku seperti warna hijau, aku tau maksudmu bukan kedamaian saat melihatku, tapi aku yang penuh rasa iri kan?
Saat kamu katakan kamu seperti warna  jingga, aku tau maksudmu adalah kamu yang penuh kehangatan
Saat kamu katakan aku seperti warna merah, aku tau maksudmu bukan cinta, tapi benci kan ?
Saat semua warna itu menjadi satu, apa kita juga akan seindah pelangi?

Inspired by a fiction “Not exactly Romance” at Wattpad

Thursday 5 March 2015

Me?

Dear, my heart.

I'm not fine. Not at all.
Can you hear that?

Friday 20 February 2015

Letter

Aku kira aku yang paling menderita.  Sampai hari aku bertemu denganmu lagi yang terlihat tak sanggup menatapku karena mengingatkanmu akan hari itu.

Aku kira aku beruntung. Sampai kamu tunjukkan bahwa kutukan yang kumiliki tak seindah milikmu.

Aku kira hidupku sudah membaik Karena aku sudah terbiasa dengan ketidakberuntungan ini.   Sampai kamu datang dan perjelas semua itu dengan menuduhku. Membuatku kembali merasa yang paling menderita.

Aku kira aku bisa menerima ini, apa yang seharusnya tak terjadi padaku.

Kenapa kamu harus lebih dariku? 
Saat kamu tersihir agar tak pernah menangis walau sedikit saja bersedih, kenapa ia memilihku agar tak pernah tertawa bahkan seutas senyum?
Tidakkah semua ini tak adil?  Semuanya terasa adil untukmu.
Tak bisakah kedua kutukan itu ia berikan padaku saja?

Kamu membenciku, aku tahu itu. Tapi aku tak pernah membencimu sekalipun kamu memaksaku.
Dan aku harap kamu tahu itu.

Potongan surat dari cerita yang dulu sempat ada di pikiran ini tapi tak pernah bisa kutulis.

Saturday 10 January 2015

Sempat Tak Tersampaikan

Tangan ini sudah tak kuat menahan untuk menuliskannya. Tapi tiap kali ingin mengeluhkannya, entah rasa kecewa, rasa sakit, rasa diabaikan,  hati ini ragu , 'jangan jadi pengeluh' katanya
Tangan ini juga sudah tak ingin berjuang untuk melawan akal, tiap kali akan terjatuh dalam bentuk kalimat untuk mencaci orang lain atau kembali menyalahkan diri sendiri, hati ini kembali ragu, 'kamu sudah melanggar janjimu untuk berhenti menghakimi' . Benar memang. Kali ini hatiku mengingatkan akalku.
Tapi Hati ini sudah lelah. Lelah sekali.
Malam itu pikiran aneh muncul. Dan aku takut. Takut setengah mati. Pikiran yang selalu kuhindari , bahkan berjanji untuk tak pernah memikirkannya, malah kubayangkan sebagai solusi
Aku takut ya Allah..
Jangankan melakukan apa yang kupikirkan untuk menyelesaikan masalah, memikirkannya saja aku sudah takut
Sungguh aku tak pernah tau apa yang terjadi pada diri ini. Terlihat kasat mata tak ada hal hal aneh terjadi dalam hidupku ini. Tapi kenapa ?
Tiba tiba hati ini dingin
Tiba tiba merasa sendiri
Tiba tiba benci semua orang
Tiba tiba berulang kali membenci diri sendiri
Tiba tiba merasa diabaikan
Tiba tiba kehilangan akal
Tiba tiba pikiran hina itu muncul
Sungguh aku takut.
Tak terhitung berapa kali kukatakan kata 'takut' di sini.

Kalau tangan dan hati ini sudah tak cukup kuat menahan semuanya. Lalu bagaimana dengan tubuhku yang lain ? Aku rasa sama saja. Seharusnya mereka juga lelah.
Tapi kenapa ? Kenapa susah sekali meneteskan air mata saat aku menginginkannya?  Tapi begitu mudah keluar saat kutuliskan semua ini ? Kemana daja kalian saat itu ? Saat aku benar benar ingin kalian mengusap basah pipiku.

Jari ini sudah lelah. Sudah kutuliskan sebagian kecil yang sempat tak bisa kutuliskan.