Tuesday 19 July 2016

Teman dan 'Teman'

Makhluk hidup di dunia ini begitu beragam. Bahkan manusia pun beragam warnanya, rambutnya, besarnya, sifatnya. Ada mereka yang dekat atau sekedar dekat dengan kita, sedari dulu mereka memanggilnya Teman. Yang kita sebut teman ini juga macam-macam tingkahnya, rupanya, kenangannya. Ada mereka, yang kita sebut teman dan ada yang kita sebut ‘teman’.

Waktu itu dia ada, memanggilmu bahkan di waktu yang tidak tepat dengan singkatnya. Kemudian perlahan mendekatimu, bersikap baik karena menginginkan sesuatu, entah pertolongan atau sebuah pengakuan. Kamu menyambutnya dengan senyuman seakan dirimu dibuat bahagia karena sapaannya. Karena kamu pikir bahwa ternyata dirimu masih berguna dan dibutuhkan.  Kamu bilang akan kamu pertimbangkan untuk menolong. Dalam hatimu, kamu selalu berkata iya. Dia terlihat begitu bahagia mendengar ‘iya’mu. Dan saat semua usai,  ia pergi setelah teks ‘terima kasih’ dibumbui emotikon senyum lebarnya.

Jangan lupa dengan temanmu yang bukan 'teman'. Dia membutuhkanmu dengan senyuman yang selalu terpancar di wajahnya. Tipikal teman yang selalu bisa datang menolong semua orang. Dan dia tak melupakanmu , dia datang kala itu saat kamu membutuhkan seorang teman. Dia yang lari mendekatimu saat kamu berkata 'tolong'. Dia dan beberapa teman lain yang masih mendengarkan leluconmu, kamu begitu menghargai mereka. Seorang teman yang  entah sampai kapan bakal kamu miliki.

Kamu tertinggal. Ketakutanmu terjadi dengan sadarmu.  Bahwa suatu hari mereka akan menyelesaikan tugasnya dan sibuk dengan urusan mereka masing-masing, lalu kamu sendiri masih enggan melangkah. Kekuranganmu adalah selalu jatuh dalam kekhawatiranmu sendiri. Mereka mengingatkanmu berkali-kali, tapi dirimu selalu menolak tangan mereka. Kamu terlalu egois. Mereka mengkhawatirkanmu tapi kamu malah lari dari mereka. Sebenarnya kamu tidak benar-benar lari, hanya saja temanmu lelah mengingatkanmu sampai mereka tak lagi peduli.

Ini keadaanmu yang paling buruk. Kamu pikir dengan bersikap biasa mereka tetap akan menemanimu. Ya. Beberapa dari mereka masih setia padamu, menganggapmu berarti dengan terus menjaga komunikasi denganmu. Sebagian yang lainnya memilih untuk diam, mungkin mereka takut menyinggungmu. Enggan menghubungimu karena kamu memiliki masalah. Bukankah seharusnya mereka menghiburmu?

Tapi ingat mereka yang lain. Mereka masih ada saat ini , menemanimu saat kamu butuh. Entah karena memang ingin atau karena butuh. Kamu terlalu mensyukurinya, ‘yang penting sekarang masih ada yang mengingatku’. Kamu orangnya pengharap. Selalu mengharapkan sesuatu di akhir walau sekarang ini tak bisa dibilang awal atau tengahnya.

Untuk mereka yang selalu ada untukmu, aku ingin mendoakan yang terbaik untuk mereka. Kelak, kalau mereka sudah tak lagi bisa menemuimu, semoga mereka masih mengingatmu sebagai seorang teman yang baik. Seperti yang sudah trejadi sebelumnya, kamu selalu jadi yang terakhir sampai akhirnya orang lain tak peduli dengan prosesmu itu. Semoga proses yang selanjutnya mereka masih ingat, luar biasa bahagianya nanti dirimu kalau mereka masih bersedia ada di momen itu.

Jangan lupa bahagia :)

No comments:

Post a Comment