Thursday 30 June 2016

Orange [Takano Ichigo] , Tearjerking Manga

Kalau memungkinkan untuk mengirim pesan pada dirimu di masa lalu, apa kamu akan mengirimkannya?
Memperbaiki kesalahan yang pernah terjadi agar tak ada penyesalan yang tersisa pada dirimu di masa kini.
Melakukan kembali hal-hal yang kamu rindukan di masa kini.
Seandainya hal itu benar-benar bisa kulakukan, apa aku akan melakukannya?

Dear 30 years old me, is that what you really want??

Beberapa hari yang lalu , Takano Ichigo memperkenalkanku pada sesuatu yang sudah sering kulihat, sesuatu tentang time machine, Orange judulnya. Manga yang kubaca pagi itu masih memberiku mimpi setiap malam. Mimpi yang akan tetap jadi mimpi atau malah berubah menjadi sebuah impian. Impian untuk bisa mengulang masa lalu untuk tak mengatakan sesuatu, untuk tak melakukan sesuatu, melakukan hal yang tak pernah kulakukan, membuka diri sedari dulu, untuk tak bertemu dengan seseorang, atau memutuskan untuk menemui seseorang. Jika memang hal menakjubkan itu bisa terjadi, apa aku masih menjadi aku yang sekarang? Apa orang yang tadinya tak ada disini bisa berubah menjadi ada disini? Apa orang yang dulu selalu ada disisi akan pergi dari sisiku? Bagaimana dengan teman dan keluargaku, apa masih bisa seperti sekarang? Memikirkannya saja membuatku tak tahu harus berbuat apa. Aku paham bahwa ini hanya angan. Sekalipun benar terjadi pikiranku tak mungkin serumit sekarang, atau malah lebih kacau. Entahlah. Tapi memikirkannya juga membuatku ingin benar-benar kembali ke masa lalu tapi juga masih erat memegang masa kini yang telah kulalui, enggan untuk melepasnya. Jika parallel world yang Tuan Takano bicarakab benar adanya, ke parallel world mana aku akan pergi? Bagaimana dengan diriku yang telah kutinggalkan? Tetap seperti itukah atau ia bisa merasakan diriku di dunia baruku?

Untuk sekelompok orang yang memiliki penyesalan yang sama, mereka beruntung. Naho, Suwa, Hagita, Azu, Taka-chan, mereka beruntung bisa memperbaikinya, membawa Kakeru hidup kembali meski tak bisa merasakannya di dunia yang mereka tinggali. Hanya saja, mungkin melegakan bisa memperbaikinya, membawa senyum Kakeru di sisi mereka. Tuan Takano memang bisa membawa orang lain masuk dalam kehidupan mereka. Saat membaca Orange, aku rasa aku adalah salah satu dari mereka, terutama Naho. Naho adalah gambaran diriku di masa lalu. Aku yang selalu menerima apa yang orang lain katakan, aku yang tak pernah bisa menyampaikan angan-anganku, aku yang tak tahu bagaimana caranya bersenang-senang.

Naho.  Mengetahui seseorang menyukaimu di saat ia telah tiada bukanlah hal yang menyenangkan, terlebih kalau dirimu juga memiliki rasa yang sama. Memiliki penyesalan karena tak pernah terbuka sedari dulu dan baru menyadarinya sepuluh tahun dari sekarang.  Melihat mereka tertawa begitu bahagia saat masih bersama membuatku iri akan kebersamaan itu. Tapi melihat mereka sepuluh tahun kemudian membuatku kesal.
Kakeru. Kenapa harus seperti itu, kenapa Kakeru harus pergi, membuatku membenci kisah dengan ending yang menyedihkan. Memutuskan untuk mengakhiri hidup seperti Kakeru, aku tak akan bilang bahwa itu tindakan seorang pengecut. Kakeru yang melakukannya, bukan aku, aku mana tahu rasanya punya penyesalan begitu besar. Mungkin yang ia lakukan karena begitu menyesal dan tak bisa mengatakan rasa sayang pada ibunya.
Tuan Takano mengajarkan beberapa hal dengan manganya yang tearjerking ini. Bahwa penyesalan akan terus menghantu hidupmu di masa yang akan datang. Klisenya orang akan berkata untuk berusaha hidup agar tak menyesal. Tapi hal itu tak mungkin, penyesalan bukan sesuatu yang kita rencanakan. Itu terjadi begitu saja karena pilihan yang kita ambil. So.. mungkin kalau penyesalan itu akan datang menghampiri, yang bisa kulakukan hanya menebusnya di masa depan, meski bukan pada orang yang sama, mungkin aku bisa menebusnya pada orang lain.

Dear 30 years old me, apa tidak apa aku melakukan apa yang aku lakukan saat ini? Menyesalkah kamu padaku? Apa yang seharusnya tak aku lakukan agar kamu tak mengirimiku pesan nanti? Aku harap pesanmu tak sampai padaku, karena aku ingin melihatmu dengan diriku yang sekarang ini. Take care of my 30 years old for me.


Picture from Devianart.com by seunghana

No comments:

Post a Comment