Hari ini aku kembali melihatmu sekedar menyapaku. Sapaan yang
mengingatkanku akan masa laluku denganmu. Bukan, yang benar adalah masa laluku
tentangmu karna mungkin diriku bukanlah bagian yang pantas kamu sebut masa
lalu. Tapi kamu adalah bagian dari kenangan yang aku punya. Masih ingatkah dulu
saat kita bertemu meski hanya lewat tulisan. Kita saling menyapa dan berbalas
pesan tapi rasanya aku begitu mudah tertarik dengan dirimu waktu itu. Kamu yang
humoris,pandai memuji dan mencairkan suasana membuatku slalu mengingatmu setiap saat. Mungkin aku terlalu kesepian hingga menganggap keakrabanmu adalah hal
yang berbeda. Kamu memperlihatkanku akan
hobimu. Tahukah kalau aku berusaha memahami hobimu tiap hari hanya karena ingin
mengerti dirimu, agar kita berada dalam satu lingkaran yang sama.
Kita terhubung lewat tulisan, hanya lewat kata-kata. Tak pernah
kusangka kita akan bertemu secara langsung, meski hanyalah kebetulan. Tapi suatu kebetulan itu
membuatku sangat bahagia. Hari itu aku duduk di belakangmu dan beberapa kali
kamu jatuhkan barangmu dan mengambilnya sambil menoleh ke arahku. Aku harap itu adalah bentuk sapaanmu padaku meski
aku sendiri tak sanggup untuk menyapamu.
Kita memang teman, tapi tak bisa membuatku berhenti mengharapkanmu.
Aku tak mau berpikir aku spesial karna nyatanya memang tidak. Aku tau aku
terlalu berharap, karena kamu memperlakukanku sama seperti dirimu memperlakukan
setiap orang. Dan hari itu aku yakin. Yakin kalau kupikir kamu slalu melambungkanku
ke langit tapi ternyata malah menghempaskanku ke lautan karang. Bukan kamu yang
melakukannya, tapi aku. Keyakinankulah yang membuatku terjatuh seperti
ini. Harapan yang kutanamlah yang
menyakiti diriku sendiri. Aku melihat fotomu dengannya dengan senyum bahagia di
wajahmu. Di lain waktu aku melihatmu mengantarnya pulang seusai sekolah.
Rasanya begitu sesak dada ini melihatmu bersamanya. Begitu jarang aku bisa
melihatmu. Sekali aku bisa melihatmu, kamu terlihat bersama dengannya.
Hari ini melihatmu sekedar menyapaku mengingatkanku akan rasa itu. Maaf
kalau aku pernah punyai rasa seperti ini padamu. Aku masih sukai hobimu itu dan
melakukannya membuatku mengingatmu. Tolong jangan salahkan aku kalau hingga
kini kamu masih ada disini, di hatiku.
No comments:
Post a Comment